Senin, 19 April 2010


Mendaki gunung diperlukan persiapan yang cukup. Seringkali kegiatan latihan fisik tidak disiapkan dengan baik. Dalam mendaki gunung ditentukan oleh faktor ekstern dan intern. Kebugaran fisik mutlak diperlukan.

Selain jawaban itu, masih banyak alasan mengapa seseorang mendaki gunung atau menggeluti kegiatan petualangan lainnya. Mereka punya alasan lebih panjang dari Mallory. Dalam halaman awal buku pegangan petualangan yang dimiliki seluruh anggotanya tertulis, “Nasionalisme tidak dapat tumbuh dari slogan atau indoktrinasi. Cinta tanah air hanya tumbuh dari melihat langsung alam dan masyarakatnya. Untuk itulah kami naik gunung”.

Yang jelas, tidak seorang petualang alam-komunitas di Indonesia lebih senang menggunakan istilah pencinta alam-melakukan kegiatan itu dengan alasan untuk gagah-gagahan. Karena bukan untuk gagah-gagahan, maka sebaiknya tidak ada istilah “modal nekad” dalam mendaki gunung.

Bagaimanapun, gunung dengan rimba liarnya, tebing terjal, udara dingin, kencangnya angin yang membuat tulang ngilu, malam yang gelap dan kabut yang pekat bukanlah habitat manusia modern. Bahaya yang dikandung alam itu akan menjadi semakin besar bila pendaki gunung tidak membekali diri dengan peralatan, kekuatan fisik, pengetahuan tentang alam, dan navigasi yang baik. Tanpa persiapan yang baik, naik gunung tidak bermakna apa-apa.

Secara umum, ada dua faktor yang mempengaruhi berhasil tidaknya pendakian gunung yaitu :

  1. Faktor Ekstern
    Faktor ekstern adalah faktor yang berasal dari luar diri pendaki. Cuaca, kondisi alam, gas beracun yang dikandung gunung dan sebagainya yang merupakan sifat dan bagian alam. Karena itu, bahaya yang mungkin timbul seperti angin badai, pohon tumbang, letusan gunung atau meruapnya gas beracun dikategorikan sebagai bahaya objektif (objective danger). Seringkali faktor itu berubah dengan cepat di luar dugaan manusia.Tidak ada seorang pendaki pun yang dapat mengatur bahaya objektif itu. Namun dia dapat menyiapkan diri menghadapi segala kemungkinan itu.
  2. Faktor Intern
    Faktor yang berasal dari diri pendaki yang memncakup segala persiapan, dan kemampuannya faktor kedua ini yang berpengaruh pada sukses atau gagalnya mendaki gunung.

Kamis, 01 April 2010

mengapa mendaki gunung

Mengapa Mendaki Gunung...?



Mendaki gunung adalah kombinasi olahraga dan kegiatan rekreasi untuk mengatasi tantangan dan bahaya pada lereng dan jurang untuk mendapatkan pemandangan yang indah dari puncaknya walaupun harus melewati kesulitan ataupun memanjat tebing menjelang puncaknya. Ada beberapa alasan mengapa orang terlibat dalam kegiatan ini:
  1. Mendaki gunung adalah menyelesaikan tantangan dan mengukur kemampuan individu dalam skala yang berbeda. Orang yang mencintai petualangan, olahraga ini akan memberikan rasa antusias dan pemenuhan rasa menaklukkan dunia pada saat tiba di puncaknya. Menyaksikan pemandangan yang indah biasanya adalah hasil dari semuanya.
  2. Mendaki gunung adalah kegiatan fisik yang sangat baik untuk kesehatan. Ini merupakan bentuk latihan di mana ketika kita menikmati tantangan juga harus mengeluarkan energi yang besar pada saat yang sama. Efek dari olahraga juga akan meningkatkan kekuatan tubuh dan daya tahan.
  3. Mendaki gunung menawarkan eksplorasi keindahan alam. Sebagian besar pecinta kegiatan ini menemukan rasa cinta kepada alam bebas melalui kegiatan ini, Kegiatan ini juga membawa mereka lebih dekat kepada kebebasa dan kehidupan liar. Selain itu, perjalanan ke puncak gunung akan menyajikan keindahan alam yang begitu sempurna
  4. Mendaki gunung mengembangkan beberapa keterampilan dan melatih kita melakukan persiapan menghadapi masalah, memberikan kewaspadaan, kesabaran, kepercayaan diri, dan kerja kelompok. Dalam hal ini kegiatan mendaki gunung dapat dilihat sebagai refleksi dari kehidupan nyata di mana kita harus bekerja keras untuk mencapai tujuan kita. Menekankan disiplin begitu penting sebagai nilai tambah di setiap pendakian.
  5. Mendaki gunung juga merupakan kegiatan untuk membangun persahabatan antara sesama pendaki dan petualang. Pendakian yang menyenangkan adalah sebuah petualangan yang menyenangkan dalam berbagi dan mengikat rasa persahabatan. Kepekaan kebutuhan dalam sebuah kelompok ada akhirnya membentuk sebuah ikatan yang kuat.
  6. Mendaki gunung merupakan bentuk relaksasi. Meskipun kegiatan ini menuntut fisik yang kuat namun akan menjauhkan kita dari rasa bosan terhadap rutinitas kegiatan setiap hari. Lingkungan yang indah dapat menghilangkan stres dari besarnya tanggung jawab pekerjaan kantor dan rutinitas harian. Mendaki gunung biasanya dipakai sebagai alat keluar dari keramaian dan hiruk pikuk kehidupan kota.

Apa itu mendaki gunung

Apa Itu Mendaki Gunung...?



Pendakian Gunung (Mountaineering), atau dikenal sebagai Alpinism di Eropa, adalah olahraga, profesi atau rekreasi yang termasuk didalamnya kegiatan panjat tebing. Ini adalah bentuk lebih menantang dari sekedar kegiatan berjalan kaki naik dan turun gunung untuk menikmati pemandangan (Hiking),

Ada banyak alasan mengapa para pendaki terlibat dalam kegiatan ini. Salahsatunya adalah dalam olahraga ini menuntut tantangan individu pada kemampuan dan keterampilan yang dimiliki; selain itu juga dituntut kemampuan seorang pendaki dapat menyatu dengan alam. Yang tidak kalah penting adalah para pendaki gunung juga dituntut kemampuan dalam hal panjat tebing. Tetapi secara umum tujuan orang-orang yang mendaki gunung adalah menggapai tempat-temat tertinggi untuk menikmasti keindahan dimana tidak setiap orang bisa mendapatkannya..

Ada tiga bentuk dasar pendakian yang disesuaikan dengan irama kebutuhannya.
  1. Pendakian gunung yang melibatkan panjat tebing (Rock Climbing) yang begitu popular di kalangan pendaki. Dimana pendakian melibatkan pemanjatan pada lereng-lereng batu dan tebing.
  2. Pendakian Gunung salju. Pendakian ini memiliki resiko yang lebih membahayakan dan membutuhkan kemampuan mengenali medan. Biasanya diperlukan peralatan khusus untuk melakukannya.
  3. Kombinasi dari keduanya di atas. Untuk melakukan hal ini biasanya seorang pendaki harus memiliki pelatihan dan pengalaman yang cukup baik.
Walaupun cedera dan kecelakaan sering terjadi di gunung, namun kenyataannya kegiatan ini tetap menyenangkan. Berbagai masalah dapat dihindari melalui persiapan, baik pelatihan dan kondisi fisik yang baik. Juga kemampuan pendaki dalam Tim pendakian untuk dapat bekerjasama mengantisipasi kejadian yang tidak terduga. Selain itu, dalam dunia pendakian gunung 'pengalaman adalah guru yang terbaik'. Bergabung dengan kelompok-kelompok pendaki serta membaca buku-buku dan artikel gunung juga sangat bermanfaat untuk memulai petualangan kita.

Sejarah Mendaki Gunung


Sejarah Mendaki Gunung



Meneliti kembali sejarah pendakian gunung akan kembali membuka berbagai catatan yang tidak cukup jelas, hal ini haruslah dimaklumi karena kegiatan ini telah dimulai manusia dimana saat itu teknologi tidaklah seperti yang terlihat saat ini. Oleh karenanya banyak tulisan tentang para pelaku sejarah pendakian gunung hanya berupa catatan kecil dan banyak penulis hanya mereka-reka tentang apa yang sebenarnya dipikirkan oleh mereka dalam tujuannya menggapai tempat-tempat tertinggi di dunia.

“Because it is there” jika boleh meminjam kutipan kata dari sang legendaris George Mallory ketika ditanya alasannya mengapa mendaki gunung.

Apakah menggapai tempat-tempat tertinggi telah mengispirasi kegiatan pembangunan manusia selanjutnya seperti pembangunan altar untuk roh, menyaksikan pemandangan sebuah kota dari puncak bangunan atau juga membangun menara-menara yang berhubungan dengan pengamatan cuaca dan geologi.

Saat ini, pendakian gunung merupakan bagian dari olahraga, hobi bahkan telah menjadi sebuah profesi.

Kegiatan pendakian gunung membutuhkan kekuatan disik dan mental hingga persiapan logistik yang baik untuk bisa berhasil. Selain sebagai kegiatan yang kian diminati saat ini pendakian gunung juga memberikan kontribusi pada berbagai kegiatan ilmiah.

Berikut adalah beberapa catatan penting dalam sejarah pendakian gunung :
  • 1874 - Grove, Gardiner, Walker, Sottajev dan Knubel mencapai puncak gunung tertinggi di Eropa: Elbrus.
  • 1913 - Karstens, Harper, Tatum dan Stuck mencapai puncak gunung tertinggi di Amerika Utara: Gunung McKinley (Gunung Denali).
  • 1953 - Norgay dan Hillary mencapai puncak gunung tertinggi di dunia: Mount Everest di Nepal.
  • 1985 - Dick Bass mencapai Mount Everest dan menjadi orang pertama yang mencapai seluruh Seven Summits.

Tidak semua orang dilahirkan untuk daerah yang keras seperti gunung. Namun hal ini bukan berarti kita tidak dapat melakukan petualangan di daerah keras seperti gunung. Untuk dapat melakukannya kita harus melatih dengan baik dan terus melakukan hingga memiliki berbagai pengalaman yang cukup..Peralatan yang paling mahal tidak akan memberikan kompensasi jadi pastikan kita terus membangun pengalaman pendakian kita.

Hiking, merupakan komponen yang lebih lembut dari pendakian gunung (Mountaineering), karena murni berjalan di jalur-jalur yang jelas di gunung dengan tujuan menjelajahi dan menikmati alam. Yang bisa didapatkan dari hal seperti ini adalah keakraban dengan alam dan tidak perlu dilakukan dengan tergesa-gesa bahkan banyak kegiatan bisa dilakukan di dalamnya.

Istilah "Hiking" digunakan oleh semua negara-negara berbahasa Inggris, namu di berbagai Negara menggunakan istilah yang lain. Australia, misalnya, menggunakan istilah " bushwalking" sementara Inggris menyebutnya “Walking." Sementara mendaki lebih dari satu malam disebut "Backpacking" sementara itu di Selandia Baru menyebutnya sebagai "Tramping."

Saat ini, kegiatan pendakian gunung telah menjadi industri penghasil uang yang cukup besar. Banyak website menawarkan berbagai aktifitas kegiatan dan menawarkan demikian banyak peralatan dan kebutuhan para penggiatnya. Kegiatan ini akan terus berkembang dan saat ini popularitasnya terus meningkat. Tentu saja ini semua akan berimbas pada terciptanya catatan-catatan sejarah baru dalam dunia pendakian gunung.

Etika Pecinta Alam

KODE ETIK PECINTA ALAM
SE - INDONESIA

  • PECINTA ALAM INDONESIA ADALAH SEBAGAI BAGIAN DARI MASYARAKAT INDONESIA YANG BERBAKTI KEPADA TUHAN YANG MAHA ESA, BANGSA DAN TANAH AIR.
  • PECINTA ALAM INDONESIA SADAR BAHWA PECINTA ADALAH SEBAGAI MAHKLUK YANG MENCINTAI ALAM SEBAGAI ANUGRAH TUHAN YANG MAHA ESA.
SESUAI DENGAN HAKEKAT DIATAS, DENGAN SADAR KAMI MENYATAKAN :
  1. BERBAKTI KEPADA TUHAN YANG MAHA ESA,
  2. MEMELIHARA ALAM BESERTA ISINYA SERTA MENGGUNAKAN SUMBER ALAM SESUAI DENGAN BATAS KEBUTUHANNYA,
  3. MENGABDI KEPADA BANGSA DAN TANAH AIR,
  4. MENGHORMATI TATA KEHIDUPAN YANG BERLAKU PADA MASYARAKAT SEKITAR, MENGHARGAI DENGAN MENJUNJUNG TINGGI NILAI KEMANUSIAAN,
  5. BERUSAHA MEMPERERAT TALI PERSAUDARAAN ANTARA SESAMA PECINTA ALAM,
  6. BERUSAHA SALING MEMBANTU SERTA SALING MENGHARGAI DALAM MELAKSANAKAN PENGABDIAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA, BANGSA DAN TANAH AIR,
  7. SELESAI,
DI TETAPKAN DI UJUNG PANDANG
PADA GLADIAN IV
TAHUN 1974

My Profil



lahir pada 26 Oktober pada tahun 1983, Aku berasal dari keluarga yang pas-pasang. dari kecil aku senang akan pemandangan yang indah, mulai masuk SD ikuti kegiatan Pramuka hingga SMP, tiba saatnya SMA aku masuk Organisasi sekolah yaitu SISPALAaku sangat bersyukur oleh ALLAH SWT yang telah memberikan anugrah kepada kita. Anugrah ini begiti indah namun sebagian orang tidak menghargainya, mereka memanfaatkan dan merusak demi kepentingannya sendiri.

Aku sekarang bernaung di Kelompok Pecinta Alam CADAS MAkassar disini aku temui beberapa jenis karakter orang-orang yang senang menggeluti kegiata alam bebas. berjelajah dari daerah kedaerah yang lain itu menjadi kesenanganku, mengoleksi gambar mengenai panorama alam itu sudah menjadi hobiku.

Disini aku kepengen mengajak kawan-kawan sekalian untuk bergaul dan bersahabat dengan sangALAM, disini kita mendapatkan cukup lumayan banyak pelajaran untuk bertahan hidup dan menjalani kehidupan sehari-hari.

My Foto

Cari Blog Ini