Gunung bertipe strato ini berlokasi di kabupaten Magelang dan boyolali Jawa Tengah, dengan ketinggian 3142m dpl. Pendakian bisa dicapai dari desa Kopeng dan Selo. Atau anda bisa mendaki dari kopeng dan turun di Selo atau pun sebaliknya. Titik pendakian dari Selo merupakan juga titik pendakian untuk gunung Merapi. Gunung Merbabu merupakan gunung non aktif. Gunung akan terlihat jelas dari perjalan Kalaten Menuju Boyolali. Medan gunung ini terbuka dan berbukit-bukit dan juga pada awal pendakian kita banyak menemukan ladang-landang petani. Pendakain dari Kopeng anda akan menemukan banyaknya pucak tipu, sebelum mencapai puncak Merbabu. Kondisi gunung ini dimusim kemarau sangat kering, sewaktu web master highcamp mendaki gunung ini hampir separuh dari gunung ini terbakar dan sangat gersang, air juga susah untuk ditemukan, sebaiknya anda bertanya dahulu pada penduduk setempat. Atau anda juga bisa menyewa penduduk setempat untuk jadi porter pembawa air. Selain dari arah selatan lewat Desa selo Boyolali pendakian gunung Merbabu ini juga dapat dilakukan dari daerah wisata Kopeng Salatiga. Banyak pendaki yang memulai pendakian dari Kopeng dan turun menuju ke selo ataupun sebaliknya. Jalur yang terdapat di gunung merbabu ini banyak percabangan jalan sehingga pendaki harus berhati-hati dalam menentukan jalur yang dilewatinya. Hutan gunung inipun telah banyak yang berubah fungsi menjadi ladang pertanian, hanya luasnya tidak seperti gunung Sundoro ataupun Sumbing, dan hanya beberapa punggungan saja yang merupakan ladang pertanian.
Dari jalur kopeng, jalur trek nya dimulai dari lokasi perkemahan wanawisata Kopeng menuju Dusun Tekelan melewati perkebunan pinus, kebun sayuran, kebun tembakau rakyat, dan jalan desa yang bisa dilalui angkutan roda empat langsung menuju rumah kepala desa. Lokasi mendirikan tenda yang baik ada di camp II (Lempong Sampan), Camp III (Watu Gubug) dan Puncak I (antena), Bila menemukan jalur cabang dua, setelah melewati saluran air kecil (yang terkadang kering), maka sebaiknya mengikuti arah yang kekanan. sebab arah kiri akan buntu di bak sumber air. Pipa saluran air yang terbentang mulai dari Dusun Tekelan sampai ke puncak (sumber mata air), dapat dijadikan pemandu jalur kearah puncak sampai pada jalur cabang dua tadi. Disisi sebelah kiri jalur kearah puncak didominasi oleh medan jurang, sedangkan sebelah kanannya hutan tropis dan tumbuhan perdu/belukar.
Dari Puncak I (Antena, 2800 m dpl), menuju puncak II (Syarif, 3142 m dpl), dan Puncak III (Kenteng Sango, 3224 m dpl), bisa ditempuh dalam waktu 1 - 2 jam. Akan tetapi, harus extra hati-hati ketika melewati punggung jurang Pundak Sapi dan Jembatan Setan pada jalur ke Puncak III. Dibawah Puncak I, tepatnya kearah jalur Puncak II, terdapat kawah yang sudah mati. Kadang-kadang disekitar kawah mati itu terdapat sumber air yang bisa diminum. Disepanjang jalur hingga puncak tidak terdapat sumber air yang permanen ada, jadi sebaiknya bawalah bekal air yang cukup.
Rute Pendakian
Jika hendak mendaki dari arah jalur Utara (Tekelan, Kopeng), Bisa naik bus dari teminal Salatiga dengan jurusan Salatiga-Magelang dan turun di Kopeng. Atau bisa juga naik bus jurusan Semarang-solo dan turun disimpang empat PAsar Sapi, Salatiga. Kemudian berganti angkutan menuju kejurusan Kopeng. Dari tempat rekreasi Kopeng, dilanjutkan dengan berjalan kaki ke lokasi perkemahan wanawisata. Sepanjang jalur kepuncak tidak terdapat pondok/shelter, kecuali lokasi camp/bivak.
Berikut adalah urutan pendakian dari desa Tekelan.
Pos jaga wanawisata - Desa Tekelan (1 jam)
Desa Tekelan - Camp I (kidung Gumuk 2400 m dpl) 2 jam
Camp I - Camp II (Lempong Sampan) 1,5 jam
Camp II - Camp III (Watu Gubuk) 2 jam
Camp III - Puncak I (antena 2800 m dpl) 0,5 jam
Puncak I - Puncak II (Syarif 3142 m dpl) 1 jam
Puncak II - Puncak Utama (Kenteng Songo 3224 dpl) 1,5 jam
JALUR WEKAS (SISI BARAT)
Jika dibandingkan dengan ketiga jalur yang ada yaitu jalur Tekelan, Cuntel dan Selo. Jalur pendakian dari desa Wekas ini jauh lebih pendek dan disamping itu pada Pos II jalur ini ada sumber air dari pipa yang bocor. Jalur Wekas ini nanti nya akan bertaut dengan jalur dari Tekelan/Cuntel yaitu tepatnya setelah puncak Antene jalur Wekas akan menyatu dengan kedua jalur dari arah Tekelan dan Cuntel tepatnya jalur tersebut menyatu pada sebuah patok pemisah kabupaten.
AKSES TRANSPORTASI
Akses untuk samapai di Wekas bisa melewati Magelang dengan menumpang minibus tujuan Kopeng dan kemudian turun di GERBANG Kaponan yang merupakan gerbang desa Wekas. Ongkosnya Rp.5.000,- Kemudian dari gerbang ini menuju Desa Wekas berjarak sekitar 3 km. Bisa juga menggunakan Ojek hingga basecamp Wekas dengan sewa Rp.10.000,- atau mencarter pick-up dengan tarif berdasarkan negosiasi. Jalan aspal berbatu menuju desa Wekas cukup curam dan menanjak.
PERIJINAN
Perijinan bisa diurus basecamp jalur Wekas yang merupakan kediaman dari Pak Sutyoso yang merupakan kuncen jalur Wekas.
RUTE PENDAKIAN
Basecamp Wekas - Pos I
Dari basecamp Wekas jalur pendakian dimulai dengan menapaki jalan kampung dan kemudian terus berlanjut dengan jalan kecil yang terbuat dari susunan batako yang di semen, lumayan menanjak. Jalan bersemen ini berakhir pada sebuah bangunan makam yang ada rumahnya. Kemudian jalur pendakian berupa jalan tanah yang jelas sekali. Sepanajng jalur menuju Pos I keadaan hutan tidak begitu rapat. Masih terdapat perladangan penduduk dan hutan cemara.
Pos I – Pos II
Pos I merupakan sebuah dataran yang cukup luas dan terbuka, tpi pada Pos I ii tidak terdapat sumber air, pos ini hanyalah sebagai persnggahan sementara bagi pendaki jarang yang menginap disini. Kondisi jalur trek menuju Pos II dari Pos I terlihat jelas sekali dan cuup menanjak, selepas pos I akan bertemu dengan pipa plastik alran air dan jalur trek hingga Pos II akan mengikuti pipa plastik ini. Keadaan hutan tidak beitu berbeda dengan aape jalur trek sebelum Pos I. Mendekati Pos II jalan setepak akan sedikit mendatar dan disebelah kiri akan terlihat punggungan pucak Antene dengan antenenya. Waktu tempuh dari Pos I ke pos II kurang lebih 2,5 jam.
Pos II – Pertigaan jalur dari arah Kopeng
Pos II merupakan areal datar yang cukup luas, dan jika musim ramai pendakian di pos ini ada warung yang dibuat oleh penduduk setempat. Pemandangan sangat indah di Pos II ini jika cuaca bagus punggungan punak antene, punak hellypad dan beberapa pungungan lainnya. Indah sekali mirip pemandangan alpen. Disebelah kiri pos terdapat punggungan dan lembah yang dalam, didasar lembah tersebut terdapat air terjun. Di pos ini ada sumber air yang berasal dari pipa air yang dibolongi. Pos II banyak dijadikan alternatif sebagai tempat bermalam oleh pendaki. Dari Pos II menuju pertigaan jalur yang dari arah Kopeng (Tekelan dan Cuntel) jalur setapak cukup menanjak tajam tidak jauh dari Pos II akan bertemu dengan pertigaan, ambil jalur trekk yang sebelah kiri jalur ini kemudian akan menanjak dan bertemu batu besar kemudian belok ke kiri hingga jalur bertaut dengan jalur dari arah Kopeng. Waktu tempuh dari Pos II hingga ke pertigaan jalur dari Kopeng ini kurang lebih 2 jam.
Pertigaan jalur arah Kopeng – Hellypad.
Pertigaan tempat jalur Wekas dan jalur dari Kopeng bertaut dan menjadi satu menuju puncak ini ditandai dengan sebuah patok perbatasan kabupaten. Dari sini Pos II dan jalur menuju puncak jelas terlihat. Dan tidak jauh dari pertigaan ini hellypad sudah terlihat.
Hellypad
Lokasi ini berupa sebuah dataran yang terbuka mampu memuat 4 -5 tenda dan dari lokasi ini bisa mengedarkan pandangan lepas ke berbagai arah. Puncak Syarif dan puncak Keteng Songo jelas terlihat dari sini. Jika turun ke arah kawah kita akan menemukan sumber air, yang kadang sedikit berasa agak asam karena pengaruh belerang. Hellypad merupakan pilihan yang bagu untuk mendirikan tenda. Pemandangannya bagus sekali, tapijika anda memutuskan untuk mendirikan tenda di Hellypad ini tenda anda haruslah cukup kuat menahan hebusan angin karena lokasinya yang sangat terbuka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar