Dilihat dari kejauhan Mahameru menunjukan bentuk kerucut yang sempurna, tetapi saat berada dipuncak gunung tersebut berbentuk kubah yang luas dengan medan beralun disetiap tebingnya. Kawah Jongring Saloka, demikian nama kawahnya ini pada tahun 1913 dan tahun 1946 diisi suatu kubah kawah. Disebelah selatan, kubah ini mendobrak tepi kawah menyebabkan aliran lava kebagian selatan daerah Pasirian, Candiputro dan Lumajang.
Gunung Mahameru adalah bagian termuda dari pegunungan Jambangan tetapi telah berkembang menjadi strato-vulkano luas yang terpisah. Aktivitas material vulkanik yang dikeluarkan meliputi:
Letusan abu, lava blok tua dan bom lava muda
Material lahar vulkanik bercampur dengan air hujan atau air sungai.
Letusan bagian kerucut yang menyebabkan longsoran.
Pertumbuhan lamban/beransur dari butiran lava dan beberapa kali guguran lahar panas.
Seperti pada umumnya ditempat tinggi lainnya, daerah sepanjang rute perjalanan dari mulai Ranupane (2.200m dpl) sampai puncak Mahameru mempunyai suhu relatif dingin. Suhu rata-rata berkisar antara 3°c - 8°c pada malam dan dini hari, sedangkan pada siang hari berkisar antara 15°c - 21°c. Kadang-kadang pada beberapa daerah terjadi hujan salju kecil yang terjadi pada saat perubahan musim hujan ke musim kemarau atau sebaliknya. Suhu yang dingin disepanjang rute perjalanan ini bukan semata-mata disebabkan oleh udara diam tetapi didukung oleh kencangnya angin yang berhembus ke daerah ini menyebabkan udara semakin dingin. Orang pertama yang mendaki gunung ini adalah CLIGNET (1838) seorang ahli geologi berkebangsaan Belanda dari sebelah barat daya lewat Widodaren., selanjutnya Junhuhn (1945) seorang ahli botani berkebangsaan Belanda dari utara lewat gunung Ayet-ayek, gunung Inder-inder dan gunung Kepolo. Tahun 1911 Van Gogh dan Heim lewat lereng utara dan setelah 1945 umumnya pendakian dilakukan lewat lereng utara melalui Ranupane dan Ranu Kumbolo seperti sekarang ini.
Rute Pendakian
Rute pendakian ke gunung Mahameru yang paling mudah dicapai adalah dari kota Malang, kota ini bisa dicapai dari Jakarta dengan menggunakan bis ataupun kereta api. kemudian dilanjutkan dengan naik angkot (dengan kode TA) menuju Tumpang, dan perjalanan dilanjutkan ke desa Ranu Pane dengan menumpang kendaraan Jeep atau truk sayur yang memang akan menuju desa Ranu Pane. Biasanya pendaki menggunakan Jeep baik perorangan maupun carteran. Tetapi Jeep ini hanya sampai jam 12.00 siang, jadi jangan sampai ketinggalan. Waktu tempuh perjalanan menuju gunung Mahameru dari Malang sebagai berikut:
Malang - Tumpang 18 km 45 menit
Tumpang - Ranupane 30 km 180 menit
Ranupane -Waturejeng 05 km 90 menit
Waturejeng - Ranukumbolo 05 km 90 menit
Ranukumbolo - Kalimati 4,5 km 180 menit
Kalimati - Arcopodo 1,5 km 120 menit
Arcopodo - Puncak Mahameru 1,5 km 3-4 jam
Banyak pendaki yang mengambil tahapan pendakian sebagai berikut.
Malang - Tumpang - Ranu Pane (menginap di Ranu Pane)
Ranu Pane - Ranu Kumbolo ( menginap di Ranu Kumbolo)
Ranu Kumbolo - Kalimati ( menginap di Kalimati)
Kalimati - Puncak - Kalimati - Ranukumbolo (Setelah dari puncak makan siang di Kalimati dan bermalam di Ranu Kumbolo)
Ranu Kumbolo - Ranu Pane (menginap di Ranu Pane)
Ranu Pane - Tumpang - Malang
Waktu pendakian gunung Mahameru sebaiknya dilakukan pada musim kemarau, sekitar bulan Juni, Juli, Agustus dan September. Sedangkan bulan-bulan Januari dan Februari terjadi musim penghujan sering terjadi badai basah dan tanah longsor.
Perijinan
Setiap pendaki yang akan mendaki Mahameru harus mendaftar terlebih dahulu kantor sub seksi area konservasi di desa Gubukklakah. Rencana dan rute pendakian harus dilaporkan di pos ini. Dan paling sedikit satu grup pendakian terdiri dari tiga orang. Biaya masuk sudah termasuk asuransi kecelakaan.
Sebelum memulai pendakian di Ranu Pane, para pendaki harus melapor ulang di pos petugas kehutanan di Ranu Pane dan melaporkan setiap perlengkapan dan logistik yang dibawa.
Di jalan setapak gunung para pendaki harus tetap berjalan dijalan setapak yang sudah ada, dilrang keras memotong jalan setapak.
Untuk kelompok pendakian yang kurang dari lima orang dan tidak ada satupun yang pernah mendaki, sangat dianjurkan untuk menyewa penunjuk jalan.
Dilarang keras membuang sampah sembarangan dan setiap sampah yang dihasilkan harus dibawa turun kembali. Jangan meninggalkannya di lokasi menginap atau dijalan setapak.
Aturan-aturan saat di puncak Mahameru.
- Dilarang keras mendekati kawa Jongring Seloka karena bahaya dari gas beracun dan abu panas.
- Lebih baik mendaki kepuncak dimulai waktu dini hari, karena di siang hari angin berhembus ke arah utara dan menyapu gas beracun kearah rute pendakian.
- Limit waktu berada di puncak adalah sampai jam 10.00 am. setelah itu harus turun. karena arah angin sudah mulai berhembus ke arah utara.
Tempat Menarik
RANUPANE
Ranu Pane adalah nama sebuah desa dan danau yang terletak dikaki gunung Mahameru, terletak pada ketinggian 2.000m dpl, merupakan desa terakhir dengan perjalanan kendaraan bermotor. Didesa ini terdapat pos pemeriksaan pendaki gunung dan fasilitas yang ada berupa; pondok pendakian, pondok penelitian, pusat informasi, kantor resort, wisma cinta alam, wisma tamu dan bangunan pengelola. Selain danau Ranu Pane ada lagi danau lain dibalik bukit kecil yaitu danau Ranu Regulo.
RANUKUMBOLO
Daerah ini berjarak kira-kira 10Km dari Ranu Pane, berada pada ketinggian 2.390m dpl, merupakan lembah yang berdanau yang luasnya 12 Ha. Daerah ini merupakan tempat peristirahatan yang memiliki pemandanangan dan ekosistem dataran tinggi asli. Panorama alam di pagi hari akan lebih menakjubkan berupa sinar matahari yang terbit dari celah-celah bukit menunjukan warna-warni yang membuat disekitar danau berwarna kemerah-merahan dan kekuningan, ditambah uap air diatas danau seakan-akan keluar dari danau tersebut. Fasilitas yang ada ditempat ini berupa Pondok Pendaki dan MCK untuk istirahat dan memasak serta berkemah. Didaerah ini terdapat prasasti peninggalan jaman purbakala dan diduga merupakan peninggalan kerajaan Majapahit.
SAVANA PAGONAN CILIK
Pagonan Cilik merupakan sebuah nama untuk kawasan padang rumput yang terletak di lembah gunung Ayek-ayek yang letaknya tidak jauh dari Ranu Kumbolo. Asal usul nama tersebut oleh masyarakat setempat dikarenakan kawasan ini mirip dengan padang penggembalaan ternak (Pangonan). Daya tarik kawasan ini merupakan lapangan yang relatif datar ditengah-tengah kawasan yang sekitarnya dengan konfigurasi berbukit-bukit gundul yang bercirikan rumput sebagai type ekosistem asli, sehingga membuat daya tarik tersendiri untuk dikunjungi.
SAVANA ORO OMBO
Daerah ini merupakan padang rumput yang luasnya lebih kurang 100 Ha berada disebuah lembah yang dikelilingi oleh bukit-bukit gundul dengan type ekosistem asli tumbuhan rumput, lokasi berada dibagian atas dari tebing yang bersatu mengelilingi Ranu Kumbolo. Padang rumput ini mirip dengan sebuah mangkuk dengan hamparan rumput yang berwarna kekuningan, kadang-kadang pada beberapa tempat terendam air hujan.
CEMORO KANDANG
Kelompok hutan Cemoro Kandang termasuk dalam gugusan Gunung Kepolo (3.095m dpl), Merupakan hutan yang ditumbuhi pohon Cemara yang jarang dan tumbuhan paku-pakuan. Jalur pendakian melewati daerah ini dengan topografi relatif datar, terletak disebelah selatan dari Pandang Rumput Oro Ombo.
SAVANA JAMBANGAN
Daerah padang rumput ini terletak diatas 3.200m dpl, merupakan padang rumput yang diselangi oleh tumbuhan cemara, mentingidan bunga edelweiss. Topografi relatif lebih datar pada jalur pendakian ini, beberapa tempat yang teduh menampakan sebagai tempat istirahat yang ideal untuk menikmati udara yang sejuk. Dari tempat ini terlihat gunung Mahameru secara jelas menjulang tinggi dengan kepulan asap menjulang ke angkasa serta guratan/alur lahar pada seluruh tebing puncak yang mengelilinginya berwarna perak, ditempat inilah para pendaki maupun fotografer sering mengabadikan atraksi keunikan dan gejala alam gunung api yang selalu mengeluarkan asap dan debu, merupakan suatu panorama alam yang menakjubkan.
KALIMATI
Nama tempat ini berasal dari nama sebuah sungai/kali yang tidak berair dan terdapatnya aliran di sungai tersebut kecuali dimusim hujan yang menyatu dengan alairan lahar Gunung Mahameru. Daerah ini merupakan daerah padang rumput dengan tumbuhan semak dan hamparan edelweiss seluas lebih kurang 20 Ha, dikelilingi oleh kelompok hutan alam dan bukit-bukit rendah. Kalimati merupakan tempat berkemah para pendaki sbelum melakukan pendakian ke Gunung Mahameru. Fasilitas didaerah ini terdapat pondok pendaki dan kebutuhan air untuk memasak bisa diambil dari sunber mata air yang dikenal dengan Sumber Mani. Banyak para pendaki melakukan start pendakian ke puncak dari daerah ini sekitar jam 02.00 dini hari dengan perkiraan sampai di puncak sekitar pukul 06.00 pagi hari.
Panorama dari puncak tertinggi di pulau Jawa ini sangat indah untuk dinikmati. terlihat beberapa puncak pegunuingan di Jawa Timur, garis pesisir pantai Samudera Hindia, kota-kota besar serta matahari terbit di ufuk timur. Selain itu tentu saja ciri khas Mahameru yaitu letupan debu dan kerikil yang selalu muncul setiap 20 menit sekali. Menakjubkan!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar