Sabtu, 27 Maret 2010

Navigasi Dasar 2

"The world is a book,
and those people who do not travel,
only read a page"

6. Istilah Dasar
6.1. Sudut

Adalah besaran selisih derajat yang dibentuk oleh 2 buah garis, dimana yung satu menuju ke utara magnetis dan yang lain menuju ke sasaran.
1) Sudut Azimuth
Sudut mendatar yang besarnya dihitung sesuai dengan arah jarum jam dari arah utara. Azimuth ditujukkan untuk menentukan arah di medan atau di peta, melakukan pengecekkan arah perjalanan, karena garis yang membentuk sudut kompas tsb adalah arah lintasan yang menghubungkan titik awal dan akhir perjalanan kita.

2) Sudut Back Azimuth
Sudut arah dari suatu garis dilihat menurut arah kebalikkan. Cara menghitung nya : Jika azimuth lebih dari 180º, maka back azimuth sama dengan azimuth dikurangi 180º. Jika azimuth yang kita peroleh kurang dari 180º, maka back azimuthnya sama dengan 180º ditambah azimuth.

6.2. Skala Peta,
jarak antara titik di peta dengan jarak mendatar pada medan sebenarnya.
1) Skala Numerik, dinyatakan dengan angka
Contoh :
1:50.000 berarti 1 cm = 50.000 cm atau 1 cm = 500 m atau 2 cm = 1 km
2) Skala Grafis, dinyatakan dengan unit batang disertai nilai, berguna ketika terjadi perubahan ukuran peta pada saat penggandaan /info skala numerik tidak tercantum


6.3. Sistem Koordinat
Adalah titik yang terbentuk berdasarkan sistem sumbu yaitu dari perpotongan garis koordinat horizontal / absis dan vertikal / ordinat yang terdapat dipeta. Koordinat peta berguna untuk menunjukan suatu posisi pada permukaan bumi di peta. Pada penyebutan, garis mendatar diinformasikan terlebih dahulu lalu garis tegak. Garis Koordinat ini membagi peta dalam kotak – kotak (karvak).

Sistem Koordinat yang lazim digunakan yaitu :
1) Geografi / gratikul (Geographical Coordinat)
Menyatakan posisi suatu titik dalam satuan derajat , menit , dan detik dari garis lintang (Utara dan Selatan) dan bujur (Barat dan Timur)
2) Grid / UTM (Grid Coordinat)
Menyatakan posisi suatu titik dalam ukuran jarak (meter) dari perpotongan antara sumbu absis (x) dengan ordinalt(y) pada koordinat grid sebelah selatan ke utara dan barat ke timur dari titik acuan. Penyebutan dengan koordinat grid dapat dilakukan dengan 4 Angka, 6 Angka, atau 8 Angka.

6.4. Arah Utara

* Utara Sebenarnya / Utara Geografi (Truth North / Geographical North, US / TN) diberi simbol * , arah utara yang ditunjukan garis bujur (meridian) dan menuju ke kutub utara bumi atau titik pertemuan garis bujur bumi.
* Utara peta / Utara Grid (Grid North, UP / GN) diberi simbol GN, arah utara yang ditunjukan garis koordinat tegak peta ke arah atas
* Utara magnetik (Magnetic North, UM) diberi simbol T (anak panah separuh) , arah utara yang ditunjukan jarum kompas menuju kutub utara magnetik bumi

6.5. Iktilaf

* Iktilaf Peta / Konvergensi Meredian, merupakan sudut yang dibentuk utara sebenarnya dengan utara peta
* Iktilaf Magnetik / Deklinasi, merupakan sudut yang dibentuk utara sebenarnya dengan utara magnetic
* Iktilaf Utra Peta – Utara Magnetik / Deviasi, merupakan sudut yang dibentuk utara peta dengan utara magnetis

6.6. Variasi Magnetik
yaitu perbedaan besarikhtilaf magnetik pada waktu yang berlainan. Jika variasi magnetis ini bertambah maka disebuti Increase dan jika berkurang maka disebut Decrease.

6.7. Kontur

garis khayal diatas permukaan bumi yang menghubungkan titik- titik yang tingginya sama sehingga dapat mengetahui bentuk medan yang sebenarnya (menunjukan ketinggian, perbedaan ketinggian, kemiringan, proyeksi 3D). Terdapat istilah penting :
* Interval Kontur, jarak tegak 2 garis kontur yang berdekatan / jaran bidang datar yang berdekatan.
Rumus : Interval kontur atau Ci = 1/2000 x skala peta
Namun rumus ini tidak selamanya dapat digunakan karena garis kontur pada daerah terjal berbeda dengan daerah
landai
* Indeks Kontur, garis kontur yang penyajiannya ditonjolkan setiapinterval kontur tertentu untuk memudahkan pembacaan medan.
Rumus : i = 25 / jumlah cm dalam 1 km
i = n log tan a, dengan n (0.01 S + 1)1/2 m


6.8. Titik Ketinggian
* Tinggi Mutlak adalah tinggi yang diukur dari pemukaan laut, merupakan standarisasi pengukuran. Tinggi mutlak digunakan untuk menentukan tinggi sebenarnya dari permukaan laut.
* Tinggi Nisbi adalah tinggi yang diukur dari tempat dimana bendaitu berada, biasanya diukur dari permukaan tanah.
* Titik Triangulasi adalah titik atau tanda yang merupakan pilar / tonggak yang menyatakan tinggi mut lak suatu
empat dari permukaan laut . Titik ini digunakan oleh jawatan topografi untuk menentukan tinggi suatu tempat atau letak suatu tempat dalam pengukuran secara ilmu pasti pada waktu pembuatan peta.

7. Pengetahuan Peta
7.1. Bagian – Bagian Peta

*Judul Peta, bagian yang menyatakan identitas peta. Pada peta BAKOSURTANAL meliputi Judul Peta (biasanya merupakan nama daerah adminsist ratif, tempat terkenal dll) , Skala, Nomor Lembar Peta, Nama Lembar dan Edisi / terbitan. Sistem Penomoran Peta perlu diketahui untuk membantu dalam mencari peta tertentu.

* Letak Peta dan Diagram Lokasi Petunjuk Letak Peta, menunjukan nomor dan nama lembar peta terhadap peta sekelilingnya. Biasanya dalam bentuk matrikini berukuran 3 x 3.

* Lokasi, menunjukan letak peta pada ara yang lebih luas

* Sistem Referensi, terdiri dari sistem proyeksi, sistem grid, datum horizontal, datum vertikal, satuan tinggi dan selang kontur

* Pembuat dan Penerbit Peta

* informasi Nama dan Nomor Lembar Peta

*Legenda, merupakan petunjuk tanda atau simbol konvensional yang digunakan pada peta disertai warna dan deskribsi

*Keterangan Riwayat Peta

*Petunjuk Pembacaan Koordinat

*Pembagian Daerah Administrasi

*Skala

* Singkatan / Kesamaan Arti

* Utara Sebenarnya, Utara Grid, Utara Magnetik

7.2. Sistem Penomoran Peta
* Penomoran Peta
Topografi Jawatan Geologi Nasional
Peta Topografi ini menggunakan sistem proyeksi LCO dan sistem koordinat geografis. Batas peta wilayah indonesia yaitu : Barat : 94° 40
, Timur : 141° BT, Utara : 6° LU, Selatan : 11° LS. Penomoran dimulai dari meridian 0 di jakarta yaitu 106° 48’ 27,29 ” BT (12° barat bujur 106° 40’ 27,29 timur green wich)
1) Lembar Peta skala 1 : 100.000 (Peta induk)
- Ukuran 1 lembar peta adalah 20’ bujur x 20’ lintang. Sehingga terdapat 7089 Lembar Petaindonesia skala 1 : 100.000.
-Penomoran tiap 20’ lintang dari 94
° 30' BT - 141° BT dengan angka latin 1-139
-Penomoran tiap 2’ bujur dari 11° LU - 6°
LU dengan huruf latini – LI
Contoh penomoran : 58/XLII berarti lembar ke 58 mendatar dari kiri, lembar ke XLII vertikal dari atas.

2) Lembar Peta skala 1 : 50.000
-Ukuran 1 lembar peta adalah 10’ bujur x 10’ lintang. Sehingga 1 lembar peta skala 1 : 100.000 terdapat 2 x 2 = 4 lembar peta skala 1 : 50.000
-Penomoran dengan huruf latin A – D mulai pojok kanan bawah berlawanan arah jarum jam.
Contoh penomoran : 58/XLII – B berarti lembar ke 58 mendatar dari kiri, lembar ke XLIi vertikal dari atas peta 1 : 100.000, lembar ke 2 dari pojok kanan bawah berlawanan arah jarum jam.

3) Lembar Peta skala 1 : 25.000
-Ukuran 1 lembar peta adalah 5’ bujur x 5’ lintang. Sehingga 1 lembar peta skala 1 : 100.000 terdapat 3 x 3 = 9 lembar peta skala 1 : 25.000
-Penomoran dengan huruf latin a – q tanpa huruf i mulai dari pojok kanan atas searah jarum jam.
Contoh penomoran : 58/ XLII f berarti lembar ke 58 mendatar dari kiri, lembar ke XLII vertikal dari atas peta 1 : 100.000, lembar ke 6 dari pojok kanan atas searah jarum jam.

* Sistem Penomoran Peta Topografi UTM/AMS
Peta Topografi ini menggunakan sistem proyeksi UTM dan sistem koordinat Grid / UTM.Batas peta wilayah indonesia yaitu : Barat : 94° 30’ BT, Timur : 141° BT, Utara : 6° LU, Selatan : 12°
LS
1) Lembar Peta UTM global skala 1 : 1.000.000
-Penomoran tiap 6
° bujur dari 180° BB – 180° BT dengan angka latin 1 – 60
-Penomoran tiap 8° lintang dari 84° LU - 80° LS dengan huruf latin dari huruf C - X tanpa huruf I dan O. (80 x 60 atau 885 km x 665 km, dengan pusat koordinat pada garis lintang dan garis bujur tengah yang disebut paralel tengah)
-Dengan penomoran seperti ini (885 km x 665 km) maka indonesia berada pada zona 46 dengan bujur sentral 93° BT hingga zona 54 dengan bujur sentral 1410° BT serta arah lintang L,M,N,P mulai 15° LS – 10°
LU

2) Lembar Peta skala 1 : 250.000
-Ukuran 1 lembar peta adalah 1
° 30’ bujur x 1° 30’ lintang. Sehingga terdapat 4 x 8 = 32 lembar peta wilayah indonesia skala 1 : 250.00
-Penomoran tiap 1.5° bujur dari 94° 30' BT - 141° BT dengan angka latin 1-31
-Penomoran tiap 1° lintang dari 6° LU - 12°
LS dengan angka romawii – XVII

3) Lembar Peta skala 1 : 100.000 indonesia ( Peta Induk)

-Ukuran 1 lembar peta adalah 30’ bujur x 30’ lintang. Sehingga 1 lembar peta skala 1 : 250.000 terdapat 2 x 3 = 6 lembar peta skala 1 : 100.000
-Penomoran tiap 30’ bujur dari 94
° 30' BT - 141° BT dengan angka latin 1-94 Penomoran tiap 30’ lintang dari 6° LU - 11° LS dengan angka latin 1-36
Contoh penomoran : 2145 berarti lembar ke 21 mendatar dari 45 vertikal.

4) Lembar Peta skala 1 : 50.000
-Ukuran 1 lembar peta adalah 15’ bujur x 15’ lintang. Sehingga 1 lembar peta skala 1 : 100.000 terdapat 2 x 2 = 2 lembar peta skala 1 : 50.000
-Penomoran dengan angka romawii –iV mulai dari pokok kanan atas searah jarum jam
Contoh penomoran : 2145-IV berarti lembar 2145, urutan ke 4 dari pojok kanan atas searah jarum jam.

5) Lembar Peta skala 1 : 25.000
-Ukuran 1 lembar peta adalah 7’30” bujur x 7’30” lintang. Sehingga 1 lembar peta skala 1 : 50.000 terdapat 2 x 2 = 2 lembar peta skala 1 : 25.000
-Penomoran dengan huruf latin a – d mulai dari pokok kanan atas searah jarum jam
Contoh penomoran : 2145-IVa berarti lembar 2145, urutan ke 4 dari pojok kanan atas searah jarum jam dan pertama dari pojok kanan atas searah jarum jam.

*Sistem Penomoran Peta Topografi BAKOSURTANAL
Peta Topografi ini menggunakan sistem proyeksi UTM dan sistem koordinat geografis dan grid / UTM. Batas peta wilayah Indonesia yaitu : Barat : 94° 30' BT, Timur : 141° BT, Utara : 6° LU, Selatan : 15° LS

1) Lembar Peta skala 1 : 1.000.000
Ukuran 1 lembar peta adalah 4° bujur x 6° lintang. Karena peta BAKOSURTANAL mengikuti proyeksi UTM, maka maka tiap 4°
bujur dibagi menjadi 2 penomoran lagi : A dan B. Untuk arah lintang Selatan makin besar ke bawah (A, B) , utk lintang Utara makin kecil ke bawah (B, A).

2) Lembar Peta skala 1 : 500.000 indonesia
Ukuran 1 lembar peta adalah 2
° bujur x 3° lintang. Sehingga 1 lembar peta skala 1 : 1.000.000 terdapat 2 x 2 = 2 lembar peta skala 1 : 500.000

3) Lembar Peta skala 1 : 250.000 indonesia ( Peta Induk)
-Ukuran 1 lembar peta adalah 1° bujur x 1° 30’ lintang. Sehingga 1 lembar peta skala 1 : 500.000 terdapat 2 x 2 = 2 lembar peta skala 1 : 250.000
-Penomoran tiap 1.5° lintang dari 94° 30' BT - 141° BT dengan angka latin 1-31
-Penomoran tiap 1° bujur dari 6° LU - 11° LS dengan angka latin 1 – 17

4) Lembar Peta skala 1 : 100.000
-Ukuran 1 lembar peta adalah 30’ bujur x 30’ lintang. Sehingga 1 lembar peta skala 1 : 250.000 terdapat 3 x 2 = 6 lembar peta skala 1: 100.000
-Penomoran dengan angka latin 1 – 6 mulai dari pojok kiri bawah berlawanan arah jarum jam
Contoh penomoran : 2145-1 berarti lembar ke 21 mendatar dari 45 vertikal, urutan ke 1 dari pojok kiri bawah ber lawanan arah jarum jam.

5) Lembar Peta skala 1 : 50.000
-Ukuran 1 lembar peta adalah 15’ bujur x 15’ lintang. Sehingga 1 lembar peta skala 1 : 100.000 terdapat 2 x 2 = 4 lembar peta skala 1 : 50.000
-Penomoran dengan angka latin 1 – 4 mulai dari pojok kiri bawah berlawanan arah jarum jam

6) Lembar Peta skala 1 : 25.000

-Ukuran 1 lembar peta adalah 7’30” bujur x 7’30” lintang. Sehingga 1 lembar peta skala 1 : 50.000 terdapat 2 x 2 = 4 lembar peta skala 1 : 25.000
-Penomoran dengan angka latin 1 – 4 mulai dari pojok kiri bawah berlawanan arah jarum jam

7) Lembar Peta skala 1 : 10.000

-Ukuran 1 lembar peta adalah 2’30” bujur x 2’30” lintang. Sehingga 1 lembar peta skala 1 : 50.000 terdapat 3 x 3 = 9 lembar peta skala 1 : 10.000
-Penomoran dengan angka latin 1 – 9 mulai dari pojok kiri bawah berlawanan arah jarum jam

Contoh penomoran : 1209 hingga 1209-6229


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini